Selasa, 20 Oktober 2015

SUSPENSI

SEDIAAN SUSPENSIDASAR TEORI SUSPENSI

Hasil gambar untuk sediaan suspensiA.    PENGERTIAN SUSPENSI


1.      adalah yang mengandung bahan obat padat dan bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa (FI III hal: 32)


2.      Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel tidak larut yang terdispersi dalam fase cair (FI IV hal : 17)


3. Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung obat padat, tidak melarut dan terdispersikan sempurna dalam cairan pembawa atau sediaan padat terdiri dari obat dalam bentuk serbuk sangat halus, dengan atau tampa zat tambahan yang akan terdispersikan sempurna dalam cairan pembawa yang di tetapkan (formularium nasional hal : 3)


4.   Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa (IMO hal : 149)5.      Suspensi merupakan sistem heterogen yang terdiri dari dua fase. fase kontinue atau fase luar umumnya merupakan cairan atau semi padat dan fase terdispersi atau fase dalam terbuat dari partikel” kecil, yang pada dasarnya tidak larut, tetapi terdispersi seluruhnya dalam fase kontinu zat yang tidak larut bisa dimaksudkan untuk diabsorpsi fisiologis atau untuk fungsi pelapisan dalam dan luar (leon lachman hal : 985)


B.     PENGERTIAN LOTIO


Lotio adalah sediaan berupa larutan, suspense, atau emulsi yang dimaksudkan untuk penggunan pada kulit.( Fornas edisi 2 hal 325)


C.     MACAM-MACAM SUSPENSI


1.      Suspensi oral adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat dalam bentuk halus yang terdispersi dalam fase cair dengan bahan pengaroma yang sesuai, yang ditujukan untuk penggunaan oral.


2.      Suspensi topikal adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat dalam bentuk halus yang terdispersi dalam  cairan pembawa cair yang di tunjukkan untuk penggunaan kulit.


3.      Suspensi tetes telinga adalah  sediaan cair yang mengandung partikel-partikel halus yang ditunjukan untuk di teteskan pada telinga bagian luar.


4.      Suspensi oflamik adalah sedian cair steril yang mengandung partikel sangat halus yang terdispersi dalam cairan pembawa untuk pemakaian pada mata.


5.      Suspensi untuk injeksi terkontitusi adalah sediaan padat kering dengan bahan pembawa yang sesuai untuk membentuk larutan yang memenuhi semua persyaratan untuk suspensi. Steril setelah penambahan bahan yang sesuai.


(lmu Resep Syamsuni hal 125)
D.    SYARAT-SYARAT SUSPENSIØ 1.      Suspensi tidak boleh diinjeksikan secara intravena dan intrarektal2.      Suspensi yang dinyatakan untuk di gunakan dengan cara tertentu harus mengandung zat antimikroba.3.      Suspense harus di kocok sebelum digunakan4.      Suspensi harus disimpan dalam wadahtertutup rapat.( FI IV hal 18)Ø   1.      Suspensi terdispersi harus halus dan tidak boleh mengendap2.      Jika dikocok harus segera terdispersi kembali3.      Dapat mengandung zat tambahan untuk menjamin stabilitas4.      Keketalan suspense tidak boleh terlalu tinngi agar mudah di kocok dan di tuang. (FI III hal 32)Ø  Karakteristik suspensi harus sedemikian rupa sehingga ukuran partikel dari suspenoid tetap agak konstan untuk yang lama pada penyimpanan (ansel hal 356)Ø  Partikel padatan fase dispersi harus halus dan tidak boleh cepat mengendap (1985 FKI hal 82)Ø  Kadar surfaktan yang digunakan tidak boleh mengiritasi atau melukai kulit (1985 FKI hal 77)



E.     KOMPOSISI SUSPENSI


1.      Bahan aktif.Contoh: sulfur praicipitat, calamin, titanium dioksida


2.      Bahan tambahanØ  Pewarna : metilen blue, metamil yellowØ  Pengawet : nipagin 2-5%, nipasol 0,05-0,025%


3.      Suspending Agent


a.       Akasia (PGA)Bahan ini diperoleh dari eksudat tanaman akasia sp. Dapat larut dalam air, tidak larut dalam alcohol, dan bersifat asam, viskositas optimum mucilagonya adalah PH 5-9.Mucilage gom arap dengan kadar 35 % memeiliki kekentalan kira-kira sama dengan gliserin. Gom ini mudah dirusak oleh bakteri sehingga dalam suspense harus ditambahkan pengawet. (ilmu resep syamsuni hal 139)


b.      TragakhanMengandung tragakhan 2% dan dibuat dengan jalan menggerus dahulu serbuk tragakan dengan air 20x banyaknya sampai diperoleh suatu masa yang homogen. Kemudian diencerkan dengan sisa dari tragakan lambat mengalami hidrasi. Sehinggan untuk mempercepat hidrasi biasanya dilakukan pemanasan mucilago tragakan juga lebih kental dari pada mucilago dari Gom arab. (ilmu resep syamsuni hal 140)


c.       Mucilago amilyDibuat dengan amilum tritici 2% . (vanduin hal 58)


d.      Solution gum arabicumMengandung gum arabikum 10% dan dibuat dengan jalan membuat dahulu mucilage gom arab dari gom yang tersedia kemudian mengencerkannya. (vanduin hal 58 )


e.       Mucilago salebDibuat dengan serbuk saleb 1 % seharusnya dengan serbuk yang telah dihilangkan patinya dengan pengayakan, dimana diperoleh suatu mucilage. (vanduin hal 58)


f.       Solution gummosaMengandung pulvis gummosus 2% dan dibuat dengan jalan menggerus dahulu pulvis gummosus dengan air 7x banyaknya sampai diperoleh suatu masa yang homogen dan mengencerkannya sedikit demi sedikit (vanduin hal 58)


F.      CARA PEMBUATAN SUSPENSI SECARA UMUM


1.      Metode dispersiDitambahkan bahan oral kedalam mucilage yang telah terbentuk, kemudian diencerkan


2.      Metode Presitipasi·    Zat yang hendak didispersikan dilarutkan dulu dalam pelarut organik yang hendak dicampur dengan air·   Setelah larut dalam pelarut organik larutan zat ini kemudian di encerkan dengan latrutan pensuspensi dalam air sehingga akan terjadi endapan halus tersuspensi dalam air seningga akan terjadi endapan halus tersuspensi dengan bahan pensuspensi.


G.    EVALUASI  SEDIAAN


1. Metode reologiBerhubungan dengan factor sedimentasi dan redispersibilitas membantu menentukan prilaku pengendapan mengatur pembawa dan susunan partikel untuk perbandingan.


2.  Perubahan ukuran partikel


Digunakan cara freeze-thow yaitu temperature diturunkan sampai titik beku, lalu dinaikkan sampai mencair kembali. Dengan cara ini dapat dilihat pertumbuhan Kristal yang intinya menjaga agar tidak terjadi perubahan ukuran partikel dan sifat Kristal. (lachman edisi 2 hal 10)


F.  CONTOH FORMULASI SEDIAAN SUSPENSIRESEP SUSPENSI TOPIKAL


a.   LOTIO KUMMERFEL,DI.(aqua cosmetika kummerfeldi)(Obat kukul)Resep stadartR/ Sulf praec               20     Camph                    3     Mucil Gum Arab    10     Sol. Calc Hidrat     134     Aq. Rosae              133                      s.u.eRancangan Formulasi
Dr. azhhuri
(SIP.017/KOD/DU/II/1991)
Praktik:
Jln.sawojajar 23 Malang
Telp. 03417456678
Malang 27-11-2012

R/ Sulf praec               4
     Camph                    0,6
     Mucil Gum Arab    2
     Sol. Calc Hidrat     26,8
     Aq. Rosae              26,6
                      s.u.e




Pro:       Ani  (18 th)
Alamat:  jln. Anggrek no.9 Malang



A.    MONOGRAFI


1.      Sulfur praicipitat / belerang endapPemerian: serbuk amof/ hablur renik, sangat halus, warna kuning pucat, tidak berbau dan berasaKelarutan: praktis tidak larut dalam air, sangat mudah larut dalam karbondioksida, praktis tidak larut dalam etanol.(FI IV, hal 771)Khasiat: antiskabisid


2.      CamporaPemerian: hablur, granul/ massa hablur, putih/ tidak berwarna, jernih, bau khas, tajam, rasa pedas dan aromatik, menguap perlahan pada suhu kamar.Kelarutan: sukar larut dalam air, sangat mudah larut dalam etanol, minyak lemak, minyak menguap.(FI IV, hal 167)Khasiat: anti iritan


3.      Mucil PGAMengandung Gummi Arabicum 40% dan dibuat dengan menambahkan 1,5 kali air kepada Gom Arap itu, kemudian digerus sampai diperoleh suatu massa yang homogeny. (VANDUIN hal 58)


4.      Sol Calc HidratSuatu kapur tohor dengan tiga bagian ait mendidihdiencerkan, sesudah 15 menit dengan air hingga 25 bagian, biarlah campuran mengendap dan tuanglah zat cair yang diatasnya, tambahkan air yang sama banyak pada endapannya, kocok dan biarkan mengendap lagi. Tuanglah lagi zat cair yang diatasnya, ulangi lagi dan akhirnya tambahkan pada endapannya 300 bagian air, dikocok berulang-ulang dan simpanlah campurannya dalam botol  tertutup baik. (PH ned hal 532)


5.      Aqua rosaeLarutkan sebagian minyak mawar dalam 1g bagian spiritus keras dan saring, ambil 4 bagian dari larutan tambahkan 996 bagian air saringlah zat cair jernih. (PH ned, hal 105)


6.      Pulv Gumi ArabicumPemerian; serbuk putih/putih kekuningan, tidak berbauKelarutan: larut hamper semua dalam air, tetapi sangat lambat meninggalkan, sisa bagian tanaman dalam jumblag sangat sedikit, dan membersihkan cairan seperti mucilage, tidak bermarna/ kekuningan, kental, lengket, transparan, bersifat asam lemah terhadap kertas lakmus biru, praktis tidak larut dalam eter dan etanol. (FI IV hal 718)


B.     PERHITUNGAN BAHAN


1.      Sulfur Praecipitat  :  20g/300ml X 60 ml = 4g2.      Champora              :  3g/300ml X 60 ml = 0,6g3.      Mucil PGA            :  10g/300ml X 60 ml = 2gPGA                      :  4g/100g X 60 ml = 0,8gAqua untuk PGA  : 1,5 X 0,8 = 1,2 ml4.      Sol. Calc hidrat     :  134g/300ml X 60 ml = 26,8ml5.      Aqua Rosae           : 133g/300g X 60 ml = 26,6ml


C.     ALAT Dan BAHAN


ALAT:1.      Mortir 2.      Setemper3.      Beaker Glass4.      Gelas ukur5.      Kaca arloji6.      Penara7.      Timbangan8.      Etiket warna biru9.      Sudip10.  Sendok tanduk11.  Perkamen12.  Pinset13.  Botolvolume60ml


BAHAN:1.      Sulfur praicipitat2.      Sol. Calc hydrat   3.      Aqua rosae4.      Champora5.      PGA6.      Spiritus fort


D.    CARA PEMBUATAN

1.      Disiapkan alat dan bahan2.      Disetarakan timbangan3.      Dikalibrasi botol 60ml4.      Ditimbang champora, diasukkan dalam motir, ditambahkan 3 tetes spiritus fort dan digerus ad homogen.5.      Ditimbang sulf. Praicipitat dimasukkan kedalam no. 4, digerus ad homogen. Dipindahkan dalam kaca arloji, dan dibasahi dengan gliserin6.      Ditimbang PGA dimasukkan kedalam mortar digerus, ditambahkan aqua rosae 1,2ml digerus ad terbentuk mucilage7.      Ditambahkan no. 5 kedalam mortar no. 6 diaduk ad homogen8.      Ditambahkan sol calc hidrat diaduk ad homogen9.      Diencerkan hasil no 8 dengan aqua rosae, dimasukan dalam botol10.  Diadkan dengan aqua rosae ad tanda kalibrasi, lalu di tutup dan kocok ad homogen

11.  Tutup dengan cup, diberi etiket biru dan label.


E.     ETIKET
Apotek
PUTRA INDONESIA
Jln. Barito 5 Malang Telp. (0341) 491132
Apoteker : dra. Bila S.A.S Apt           No. SIA/1201/424.052/2010

Tgl 27-11-12                                              No. 1
Ani  (18 thn)
CP: dioleskan pada jerawat
OBAT LUAR
ttd


KOCOK DAHULU

F.      EVALUASI HASIL PRAKTIKUM1.      Kelarutan              : -2.      Viskositas              : encer3.      Volume                 : 60ml4.      Homogenitas         : kurang homogen terdapat endapan kamfer5.      Organoleptis:Bau                       : kamfer dan aqua rosaeRasa                      : -Warna                    : putih kekuningan6.      Etiket  :Tanggal:√Paraf: √Signa: √Nama pasien + umur: √No resep: √Tutp kup: √


G.    PEMBAHASAN                  Hasil praktikum pembuatan suspensi sulfur praecipitat tidaksesuai dengan yang diharapkkan. Karena ada endapankamfer dan tidak tercampur homogen.  Cara perlakuankamfer dalam suspensi seharusnya camfer dilarutkan dulu dalamspiritus fortiori 2x berat kamfer, lalu disuspensikan dalam 2% PGA. Tetapi cara pembutan saat praktikum tidak sesuai dengan literature, karena yang disuspensikan dahulu dalam suspending agent adalah sulfur praecipitat yang sudah di basahi kemudian di aduk ad homogen kemudian kamfer yang sudah di basai baru dimasukan dalam suspending agent yang sudah tercampur sulfur praecipitat dan di aduk ad homogen. Sehingga kamfer tidak bias terikat dengan suspending agent tersebut dan suspending agent yang digunakan juga kurang dari dari persyaratan ( kurang dari 2 % ). Oleh karena itu hasil praktikum terdapat kamfer yang mengendap dan tidak tercampur homogen.


H.    PEMBETULAN CARA PEMBUATAN


1.      Disiapkan alat dan bahan2.      Disetarakan timbangan3.      Dikalibrasi botol 60ml4.   Ditimbang 0,6g champora, diasukkan dalam motir, ditambahkan 0,9ml (1ml) spiritus fort dan digerus ad homogen dipindahkan dalam gelas arloji.5.      Ditimbang 4g sulf. Praicipitat. Dipindahkan dalam kaca arloji, dan dibasahi dengan gliserin6.    Ditimbang PGA 1,2g dimasukkan kedalam mortar digerus, ditambahkan aqua rosae 1,8ml digerus ad terbentuk mucilago7.      Ditambahkan no.4 ( kamfer ) kedalam mortar no. 6 diaduk ad homogen8.  Dimasukkan no.5 (sulfur praecipitat) dalam campuran no.7 aduk ad homogen kemudian ditambahkan sol calc hidrat diaduk ad homogen9.      Diencerkan hasil no 8 dengan aqua rosae, dimasukan dalam botol10.  Diadkan dengan aqua rosae ad tanda kalibrasi, lalu di tutup dan kocok ad homogenTutup dengan cup, diberi etiket biru dan label

Hasil gambar untuk sediaan suspensi

Senin, 19 Oktober 2015

PILULAE

                                                     


Pengertian
  





                            Pil berasal dari bahasa latin yaitu “Pila” yang berarti bola.
               Dalam Farmakope edisi III : Pil adalah suatu sedian berupa massa bulat mengandung satu atau lebih bahan obat.
               Dalam buku ilmu meracik obat : Pil adalah suatu sedian yang berbentuk bulat seperti kelereng mengandung satu atau lebih bahan obat.
               Menurut Leerboek der Receptuur : Pil adalah salah satu bentuk sedian padat yang berbentuk bola kecil dengan berat 100 – 500 mg.
               Pil kecil yang beratnya kira-kira 30 mg disebut granula dan pil besar yang beratnya lebih dari 500 mg disebut boli.

 
Syarat sediaan pil yang baik

a.      Homogen ukuran, bentuk, warna dan dosisnya
b.      Mempunyai kekenyalan, daya rekat, dan kekerasan tertentu.
c.       Mempunyai waktu hancur tertentu
Dalam FI ed. III, pil harus memenuhi beberapa syarat :
a.      Keseragaman bobot
b.      Waktu hancur pil = Waktu hancur tablet
·         Tidak lebih dari 15 menit untuk pil tak bersalut
·         Tidak lebih dari 60 menit untuk pil bersalut gula dan bersalut selaput.
·         Pil bersalut enterik : 3 jam dalam larutan 0,06 N HCl dan tidak lebih dari 60 menit dalam larutan pendapar pH 6,8

Macam-macam sedian pil

a.      Bolus                         : beratnya lebih dari 300 mg
b.      Pil                  : beratnya sekitar 60 – 300 mg
c.       Granul           : beratnya 1/3 – 1 grain (1 grain = 64,8 mg)
d.      Parvul            : beratnya kurang dari 1/3 grain



Tujuan Pemberian sedian pil

Ø  Keuntungan :
a.      Mudah digunakan / ditelan
b.      Rasa obat yang tak enak dapat tertutupi
c.       Relatif lebih stabil dibandingkan serbuk dan solutio
d.      Sangat baik untuk sediaan yang penyerapannya dikehendaki secara lambat, misal: Kathartika

Ø  Kerugian :
a.      Obat yang dikehendaki memberikan aksi yang cepat
b.      Obat yang dalam keadaan larutan pekat dapat mengiritasi lambung
c.       Bahan Obat padat/serbuk yang voluminous dan Bahan Obat cair dalam jumlah besar
d.      Penyimpanan lama sering menjadi keras dan tidak memenuhi waktu hancur
e.      Ada kemungkinan ditumbuhi jamur (dapat diatasi dengan bahan pengawet)

Formula Sediaan Pil
            Formula umum :
R/  Bahan obat
      tambahan
      m.f. pil....

      Bahan Obat / Medikamen

Wujud :  -   Padat
-       ½ padat
-       Cair

      Bahan tambahan

a.      Bahan Pengisi
Fungsi : memperbesar massa pil (bila bahan obat terlalu kecil untuk dibuat pil)
Jenis    : - Radix liquiritiae
  - Saccharum album
  - Bolus alba
                        Jumlah pemakaian :
Ø  B.O. jumlah Kecil  : Radix 2x bobot Succus
Ø  B.O. sangat besar : Pakai pulvis pro pilulis (Radix dan Succus aa)
Ø  B.O gol. Oksidator            : Balus alba 100 mg/pil
(garam Pb)

b.      Bahan Pengikat
B.O non kohesif perlu bahan pengikat
Jenisnya :
·         Succus Liquiritiae (2g untuk 60 pil)
·         PGS (500 mg / 60 pil), utk yg voluminous : 1-1,5 g/60 pil
·         Succus dan saccharum album aa (75 g/1000 pil)
·         Gliserin cum tragacanth (10%) q.s.
·         Adeps lanae/vaselin album q.s. utk Bahan Obat yg bersifat :
o   Saling bereaksi dengan adanya air
o   Terurai dengan air
o   Oksidator
o   Garam-garam timbal

c.       Bahan Pembasah
·         Air
·         Aqua gliserinata
·         Sirupus simpleks
·         Madu
·         Adeps lanae / vaselin album

d.      Bahan Pemecah
Pil dengan bahan pengikat adeps lanae / vaselin album bersifat hidrofob, yang menyebabkan sukar larut / pecah di lambung, maka dari itu perlu ditambah bahan pemecah NaHCO3

NaHCO3 + HCl à NaCl + H2CO3 àH2O
                                                      àCO2

e.      Bahan Penabur
Fungsi : agar pil tidak lengket pada alat dan satu sama lain.
Jenis    :
·         Likopodium
·         Talk
·         Amylum Oryzae
·         MgCO3
·         Liquiritiae Radix

f.        Bahan Penyalut
Fungsi  : 1. Menjaga stabilitas bahan obat
              2. Menutupi rasa dan bau bahan obat yang tidak enak
              3. Memperbaiki penampilan pil
              4. Mencegah pil pecah di lambung
Jenis    :
·         Penyalut gula : Saccharum album
·         Penyalut selaput :
o   CMC-Na
o   Balsamum tolatanum
o   Carbowax 6000
o   Perak
·         Penyalut enterik :
o   Salol
o   Schellak
o   C.A.P


Cara Pembuatan Sediaan Pil

a.      Pembuatan Massa Pil

1.      Hitung bobot b.o per mil
2.      Tentukan macam & jumlah bahan tambahan
3.      Lakukan pencampuran b.o. dengan bahan pengisi, pengikat, dan pemecah
4.      Tambahkan bahan pembasah sedikit demi sedikit sambil digilas kuat
Cara mengetahui massa pil yang baik :
·         Massa pil dipindahkan ke kertas perkamen
·         Digulung dengan tangan membentuk silinder
·         Bila silinder masih pecah/retak, ditambah pembasah
·         Bila silinder terlalu lembek/lengket, ditambah bahan pengisi lagi

b.      Pemotongan Pil

1.      Massa pil yang sudah jadi dipindahkan ke kertas perkamen, kemudian dibentuk silinder dengan tangan (ujung silinder harus pipih).
2.      Pindahkan ke papan pemotong pil yang sudah diberi penabur, lalu buat silinder panjang (sesuai jumlah pil yang diminta).
3.      Dipotong dengan pemotong pil.

c.       Pembulatan Pil

1.      Potongan massa pil pindahkan ke alat pembulat pil yang sudah diberi penabur.
2.      Pil dibulatkan dengan gerakan memutar ditambah sedikit penekanan.
3.      Setelah bulat, masukkan wadah sambil dihitung.

d.      Penyalutan Pil

Bila pil perlu disalut, lakukan penyalutan sesuai jenis bahan penyalut yang dipakai.
Tujuan :
·         Melindungi Bahan Obat dari pengaruh lingkungan (salut selaput) contoh :  garam-garam ferro disalut tolubalsem.
·         Menutupi rasa bahan yg tak enak (salut gula), contoh : kloramfenikol, strychnin
·         Memperbaiki penampilan pil (salut selaput)




Prinsip Pembuatan Berdasarkan Macam Bahan Obat

a.      Padat

Tanpa sifat khusus, langsung diracik sesuai tahap pembuatan pil.

b.      ½ Padat

·         Jumlah kecil :
o   B.O. ditambah pelarut yang sesuai agar tepat larut
o   B.O. ditambah pengisi yang warnanya kontras
o   Ditambah zat pengikat
o   Ditambah zat pembasah
o   Contoh : Ekstrak Belladon, Ekstrak Hyosciami, dan Ekstrak Cannabis
·         Jumlah besar :
o   B.O. ditambah Radix q.s. ad massa pil
o   Contoh : Ekstrak Secale cornuti dan Ekstrak Visci albi

c.       Cair

1.      Ekstrak-ekstrak cair
·         Jumlah kecil (< 0,5 g / 30 pil)
o   Dengan Succus dan Radix (1:0,5 g)
o   Tanpa aqua glycerinata


·         Jumlah besar (>0,5 g / 30 pil)
o   Diuapkan sampai kental (+ 1/3 bobot)
Ditambah radix ad massa pil
o   Diganti dengan sisa keringnya
Ditambah Radix, Succus, Aq. Glycerinata
Misal: Ekstrak. Rhamni purshianae liquidum
Diganti Ekstrak Rhamni p. Siccum 25 %

2.      Larutan berair
·         Jumlah kecil
Langsung dibuat pil tanpa bahan pembasah
·         Jumlah besar
Diuapkan ad kental (+ 1/3 bobot)
Ditambah radix ad massa pil

Pil dengan bahan-bahan khusus


1.      Pil-pil yang mengandung senyawa Hydrargyrum:

Dibuat dengan menggerus hydrargyrum, dengan sama berat Liquiritiae Radix dan air, setelah tidak terlihat butir hydrargyum maka masa ditambah Liquiritiae Radix dan Succus Liquiritiae secukupnya sampai mendapat masa pil yang cocok. Bila jumlah Hydrargyrum kecil maka dapat ditambahkan Succus dan Liquiritiae Radix dalam perbandingan 1 : 2

2.      Pil yang mengandung Ferrosi Carbonas dan Ferrosi Iodium:

Formula dapat dilihat di Farmakope Belanda edisi V, untuk pil Ferrosi Carbonas setiap pil mengandung 50 mg dan formula untuk pembuatan 300 pil jadi seluruh formula mengandung 15 g Ferrosi Carbonas. Dibuat dengan mereaksikan Ferrosis Sulfas dengan Natrii Bicarbonas di atas tangas air. Sebagai pereduksi adalah Mel dan sebagai zat pembasah gliserin dan air sampai berat tertentu. Hal ini dimaksudkan agar reaksi pembentukan Ferrosis Carbonas berjalan sempurna yaitu gas CO2 yang terjadi hilang.

3.      Pil-pil yang mengandung garam-garam yang dapat menyerap air:

Seperti Natrii Iodium sering terjadi penggumpalan hingga sulit dibuat masa pil yang baik. Untuk mencegahnya maka perlu diberi air secukupnya biar larutan setelah itu baru dibuat masa pil.

4.      Pil-pil dengan zat-zat higroskopik:

Seperti Kalii Bromidum, Kalii Iodidum dan Natrii Salicylas supaya digerus halus dan didalam mortar yang panas . Untuk pil yang mengandung zat yang higroskopis sebagai zat pembasah jangan menggunakan Aqua Glycerinata.

5.      Pil-pil yang mengandung senyawa yang sangat Higroskopis:

Digunakan sebagai larutan seperti Calcii Bromidum, Calcii Chloridum, Kalii Acetas. Jika didalam resep tertulis garamnya maka yang diambil sebagai larutannya yang sebanding :
- Solutio Kalii Acetatis mengandung 331 / 3% Kalii Acetas
- Solutio Calcii Bromidi mengandung 25% Calcii Bromidum
- Solutio Calcii Chloridi mengandung 25% Calcii Chloridum
- Solutio Ferri Chloridi mengandung 75% Ferri Chloridum
Larutan tersebut setelah ditimbang diuapkan sampai sisa airnya kira-kira tinggal kurang dari 1 g untuk 30 pil. Harus diingat jangan menguapkan Larutan Ferri Chloridum karena garam Ferrinya akan terurai.

6.      Pil-pil yang mengandung senyawa Codeinum base dengan garam Ammonium atau Ichtammolum :

Karena Codeinum base terhitung mudah larut dalam air dan merupakan base lebih kuat dari garam Ammonium, maka akan bereaksi dan timbul gas NH3 yang bebas serta membuat pil jadi pecah.

7.      Pil-pil yang dapat pecah Karena zat-zat yang terkandung dapat bereaksi hingga memimbulkan gas yang memecah pil:

Supaya tidak terjadi jangan menggunakan zat pembasah air yaitu dengan menggunakan zat pengikat yang lain :
-          Pil yang mengandung Ferrosi Carbonas dengan Acidum Citricum akan menimbulkan gas CO2
-          Pil yang mengandung Meditrenum akan timbul gas CO2 karena terjadi reaksi antara Iodochloroxychinolin Sulfonas dengan Natrii Bicarbonas
-          Pil yang mengandung Ferrum Reductum atau pulveratum dengan asam seperti Acidum Cutricum akan bereaksi dan timbul gas H2 yang akan memecah pil.

8.      Pil-pil yang mengandung Hydrargyri Cloridum:

Akan menghilangkan selaput lendir dari lambung dan usus maka perlu Hydrargyri Chloridum dalam keadaan yang halus. Untuk itu perlu penambahan Natrii Chloridum untuk memudahkan Hydrargryi Chloridum larut dalam air. Penambahan Natrii Chloridum adalah setengah berat Sublimat dan dilarutkan dulu dengan air sama berat,
9.      Pil-pil yang mengandung Diphantoinum Natrium:
Jangan menggunakan Liquiritiae Radix tetapi menggunakan Succus Liquiritiae 1 bagian dan Amyilum 3 bagian dan sebagai zat pembasah digunakan Sirupus Simplex. Hal ini untuk menjaga agar pil lekas hancur dalam lambung.
10.  Pil-pil yang mengandung Quinini Sulfas:
Ada dua macam yaitu yang berwarna coklat dan berwarna putih.
11.  Pil-pil yang mengandung zat pengikat yang bereaksi dengan asam :
Seperti Gentianae Extractum, Succus Liquiritiae dan Liquiritiae Extractum. Bahan tersebut akan bereaksi dengan Ferrum reductum, Ferrum pulveratum yang menimbulkan gas H2 serta menyebabkan pil menjadi menggelembung dan pecah. Bahan tersebut akan bereaksi pula dengan Natrii Bicarbonas, Ferrosi Carbonas yang menimbulkan gas CO2 serta menyebabkan pil menjadi menggelembung dan pecah. Maka itu Succus Liquiritiae, Liquiritiae Extractum dan Gentianae Extractum harus dinetralkan dulu dengan MgO 50 mg tiap gram Ekstrak dan Succus.
12.  Pil-pil yang mengandung Ekstrak kering :
a.     Aloe Extractum Aquosum siccum, Rhamni Frangulae Extractum Aquosum siccum, Rhamni Phursianae Extractum siccum, Rhei Extractum dapat dibuat pil cukup dangan Liquiritiae Radix dan zat pembasah Aqua Glyserinata.
b.   Chinchonae Extractum siccum dan Colae Extractum siccum memerlukan Succus Liquiritiae sebagai zat pengikat untuk dapat dibuat masa pil.
c.       Pil dengan ekstrak kering supaya dibuat keras jangan lembek agar tidak berubah bentuk.



Penyalutan Pil





Tujuan :

a.      Untuk menghindari oksidasi zat aktifnya. Penyalutan dilakukan dengan larutan Balsamum Tolutanum 1 bagian dalam 9 bagian Chlorofornum. Dilakukan dalam botol mulut lebar, pil-pil disiram dengan sedikit larutan Tolubalsem tersebut dan digojog keras-keras lalu dipindahkan pada piring dan digerak-gerakkan agar tidak melengket sampai kering.

b.      Untuk menghindari agar pil tidakpecah dalam lambung karena :
1.      Zat aktifnya tidak dikehendaki bekerja dalam lambung tetapi dalam usus.
2.      Zat aktifnya mengiritasi lambung.
3.      Zat aktifnya rusak karena adanya asam lambung.
Cara penyalutan sediaan pil :
a.      Gula
Pil diguling-gulingkan dalam sedikit Sirupus simpleks, kemudian digulingkan dalam campuran saccharum pulv. + Amylum tritici + Gom Arab (1:2:1,5) ad kering.

b.      Gelatin
Pil ditusuk jarum, celupkan dalam larutan gelatinpanas (20% gelatin dalam air, biarkan dingin). Bekas tusukan jarum ditutup dengan menotolkan batang pengaduk pada lubang tersebut.

c.       Tolubalsem
Pil dimasukkan dalam cawan berisi larutan tolubalsem dalam CHCl3 (10%), lalu digoyang-goyang sampai CHCl3 menguap. Pindahkan pil ke wadah lain, dan biarkan kering.

d.      Perak

Pil dibasahi dengan sirupus simpleks atau mucilage gom arab, kemudian dikocok dengan Ag foliatum (2 lbr/30 pil) sampai tersalut merata. Jika bahan obat beraksi dengan Ag, disalut dulu dengan Collodium.

e.      Salol

Pil dimasukkan dalam cawan berisi lelehan salol (20 g/60 pil) sampai terbasahi merata. Pindahkan ke wadah lain dan biarkan sampai salol memadat.

f.        Schellak

Pil disalut dengan larutan 10% schellak dalam spiritus. Setelah kering disalut lagi dengan campuran schellak ditambah asam stearate ditambah aether cum spiritus (5:2,5:50)